Jalan Kaki di Surabaya = Orang Gila

Dalam lima bulan terakhir, saya sering (atau kelewat sering) berjalan kaki dari kos ke kantor yang ditempuh selama kurang lebih 30 menit. Pertama kali memutuskan untuk mencoba jalan kaki, sesampai kantor, napas putus, keringat deras dan kaki beranak jadi empat. Keesokan harinya saya berhenti untuk berjalan kaki dan naik motor. Saya ulangi lagi lusa besok hari, napas masih saja putus-putus, namun peluh tidak sederas pertama kali jalan kaki. Saya ulangi besok lagi napas sudah tidak terlalu putus-putus. Bulan pertama jalan kaki porsi jalan kaki dan naik motor masih 30% jalan dan 70% naik motor dengan komposisi 2 hari jalan, 4 hari naik motor tiap minggunya.

Bulan kedua setiap saya tingkatkan porsi berjalan kaki menjadi 3 hari/minggu, selebihnya naik motor atau nunut Fahmi. Bulan berikutnya di tiap minggunya saya 4 hari berjalan kaki selebihnya naik motor. Pada bulan ketiga saat sudah punya mozArt yang canggihnya luar biasa, saya makin giat berjalan kaki. Aplikasi seperti Endomondo yang bisa menghitung jumlah kalori yang terbakar, jarak tempuh serta rute yang dipilih, serta lagu-lagu yang dimainkan membuat jalan kaki bisa sangat mengasyikkan.

Terlepas dari suhu Surabaya yang bisa mencapai 37° C, jalan kaki yang saya lakukan sangat nyaman dan menyenangkan karena faktor :

  1. Alas kaki alias sepatu yang menggunakan League.
  2. Trotoar yang saya lewati lebar.
  3. Jalur yang saya lewati rimbun karena banyak pepohonan besar.
  4. Pedagang es legen dekat kantor yang menyegarkan 😆
Pada awal saya jalan kaki dari kos ke kantor banyak yang tidak percaya, secara waktu itu tubuh saya yang masih luas lebar. Selain ketidakpercayaan itu, ucapan wong sinting lebih santer terdengar 😆 . Hal positif yang bisa saya rasakan selama berjalan kaki, ketika saya duduk bersila selama dua jam, saya tidak mengalami kram atawa kesemutan a.k.a gringgingan. Manfaat lainnya, jika saya berkendara keluar kota (Sidoarjo) saya tidak capek sama sekali.
 
Bisa menggunakan celana ukuran 35 dan baju lama saya bisa muat kembali adalah bonus.
 
Cerita pertama di sini

10 thoughts on “Jalan Kaki di Surabaya = Orang Gila

  1. Trotoar yang saya lewati lebar.
    Jalur yang saya lewati rimbun karena banyak pepohonan besar.

    Ini yang tidak ada di Jakarta…trotar isinya dimakan sama pangkalan angkot semua

    Like

  2. hwkwkwkwkkww… paling ngakak bagian kuat bersila 2 jam. iku lapo ae kik? ndungo duuuuooowooooo ngunu ta :))

    aku jalan kaki rutin setiap habis subuh selama 30 menit keliling perumahan bumi marina emas. trus porsi nasi setiap makan tak kurangi dadi mung 1 entong. hasile ukuran clono mbalik maneh ke 36 dari yang pernah 38 dan 40. weteng mundak flat..

    sak jane pengen jalan kaki tekan omah neng ITS. ngko tiwas dikiro wong gendeng. gak sido wes :d

    Like

thank you for comment ;)