Nonton Film Indonesia? Untuk Apa?

Ketika saya bertanya :
– Nonton film Endonesah nyok?
Ngapain nonton film Indonesia? Bagusnya dimana? Paling kalo gak horor, ya porno.

Ya ya ya, saya pernah berujar demikian ketika film horor binti mistis dan porno bin erotik masih meraja di bioskop-bioskop. Terlebih film Warkop DKI mulai jarang diproduksi. Akhirnya para penonton film, mulai mengalihkan untuk hanya dan hanya jika film dari Hollywood. Karena dua genre film (horor dan porno) masih jadi favorit penonton. Bisa jadi biaya produksi film horor dan porno cukup di kuburan atau ranjang. Menurut saya tidak semudah itu deh.

Bicara tentang film Indonesia, saya punya film Indonesia favorit. Urutan terbaik dimari berdasarkan nomor urut, jadi nomor 1 adalah yang terbaik.

  1. Berbagi Suami
    Akhir film ini yang membuat saya berujar dengan lantang : “OOooooo”. Kenapa eh kenapa? Karena eh karena pemeran dan cerita kesehariannnya dalam film ini terkait dari awal hingga akhir film. Dan keterkaitan itu baru saya sadari mulai bagian pertengahan hingga akhir.
    Adegan Pak Haji (El Manik) bersama istri kedua Indri (Nungki Kusumastuti) makan malam di kedai bebek Koh Abun (Tio Pakusadewo) mulai membuka keterkaitan itu. Pak Haji dan istri pertama yaitu Dr. Salma (Jajang C. Noer) adalah pelanggan setia kedai bebek Koh Abun. Dalam adegan itu, Koh Abun dan istrinya Cik Linda (Ira Maya Sopha) bertanya ke Pak Haji; kemana ibu (Dr. Salma), kok tumben ndak ikutan makan. Keterkaitan berikutnya adalah saat istri-istri Pak Lik (Lukman Sardi) yaitu Sri (Ria Irawan) dan Dwi (Rieke Diah Pitaloka) memeriksa kandungannya ke Dr. Salma. Rupanya dengan dua istri Pak Lik masih kurang, hingga Siti (Shanty) sang keponakan, dinikahinya untuk jadi istri ketiga dan bertambah lagi hingga empat ketika Pak Lik pulang dari Aceh membawa oleh-oleh istri keempatnya. Koh Abun akhirnya juga memperistri Ming (Dominique) pelayan kedainya yang jadi primadona kedainya. Salma, Siti dan Ming tidak saling kenal dan mereka mengalami masalah kehidupan yang sama tentang poligami. Saya menaruh film ini di urutan pertama bukan saya pendukung poligami loh ya. Bagi saya, satu pasangan cukup alias jimat a.k.a siji dirumat.
    _
  2. Laskar Pelangi
    Kudunya film ini ditempatkan pada nomor urut satu. Alasan saya meletakkan di urutan dua terbaik adalah kekecewaan pembaca novel ini dengan versi filmnya. Saya sendiri sampai detik ini malah belum baca sama sekali novel Laskar Pelangi ini walau sudah jadi best seller berulang-ulang. Cerita perjuangan anak sekolah yang sekolahnya sendiri tersisa satu kelas dengan dua guru Bu Guru Muslimah (Cut Mini). Moral cerita film ini adalah perjuangan untuk meraih cita-cita dengan semangat sepenuh hati. Walau sekolah yang hanya satu kelas selama enam tahun, anak-anak laskar pelangi tetap berusaha untuk menjadi terbaik. Film ini berlanjut ke Sang Pemimpi. Dan karena saya tidak menonton film Sang Pemimpi, maka saya tidak tahu bagaimana alur cerita dan kelanjutan tokoh dalam Laskar Pelangi yang beranjak remaja atau mungkin dewasa.
    _
  3. Perahu Kertas
    Film ini sukses membuat saya melihat sebanyak tiga kali dengan rincian, dua kali di Perahu Kertas 1 dan sekali di Perahu Kertas 2. Tentu saja saya melihatnya bareng pacar tercinta. Sebagai film yang disadur dari novel kritik sana sini, atas bawah, depan belakang lebih terasa. Namun kadar kritikan film ini menurut saya masih di ambang batas normal. Hal itu dikarenakan, film ini dipecah menjadi dua episode sebab mempunyai durasi hampir 4 jam. Yah hampir mirip dengan film Matrix Reloaded (2) dan Revolution (3) yang kudu dipecah jadi dua. Kata Hanung sang sutradara film Perahu Kertas ini, jika dia memaksa menggunakan durasi film normal, hampir pasti banyak cerita dalam novel yang terbuang sempurna. Akhirnya dibuatlah seolah-olah film Perahu Kertas ini bersambung, padahal ya film ini dibuat dalam satu kali. Rupanya dengan memecah menjadi dua episode ini, penulis novel Perahu Kertas Dewi Lestari mengatakan bahwa film ini pelengkap dari novelnya terutama bagian penutupnya (ending). Beberapa orang yang sudah membaca novel Perahu Kertas mengatakan bahwa terutama Wanda dan Remi tidak dijelaskan akan berpasangan dengan bersama siapa usai Keenan dan Kugi bersama (kembali).
    _
  4. Ca Bau Kan
    Film ini adalah adaptasi dari novel dengan judul yang sama karangan Remy Sylado, yang merupakan penulis idola saya bangjeett. Saya lali-lali lupa cerita film ini kayak apa. Hampir sama seperti film-film lain yang diadaptasi dari novel, film ini juga tidak lepas dari kontroversi kesamaan cerita novel dan film. Asal tahu saja, buku-buku Remy Sylado bukan untuk golongan pembaca buku mainstream. Dari buku-buku Remy Sylado yang saya baca, keterikatan sejarah jadi ciri khas Remy Sylado. Sama Seperti flm Ca Bau Kan yang mengambil latar jaman penjajahan hingga kemerdekaan Indonesia tahun 1930-an sampai 1940-an. Cerita ini juga memasukkan kota-kota kolonial Belanda di Indonesia salah satunya adalah Semarang. Ca Bau Kan sendiri adalah prostitusi bagi warga Tionghoa berhidung belang di jaman penjajahan Belanda.  Tinung (Lola Amaria) merupakan Ca Bau Kan favorit di jamannya sejak ditinggal mati suaminya dan diusir dari keluarga sang suami. Saking populernya, Tinung dijadikan simpanan oleh juragan pisang  Tan Peng Liang di Batavia. Namun Tinung melarikan diri karena tidak betah dengan lingkungan  Tan Peng Liang. Selebihnya saya lupa karena buku entah kemana dan cari film ini setengah mampus.
    _
  5. Sang Pencerah : Film ini juga bagusnya gak sante, saking bagusnya saya sampai lupa lihat, lupa mengisahkan tentang apa. Setelah bergugling dan bernyahuu dan berngebing, Sang Pencerah bercerita tentang Ahmad Dahlan sang pendiri Muhammadiyah di Indonesia. Dan entah kapan saya lihat versi DVD-nya.
    _
  6. Di Timur Matahari : Film ini berhasil membuat saya dengki berat dengan alam Papua yang fotogenik, pokoknya film ini bagus.
    _
  7. Film yang ada Lukman Sardi jaminan mutu keren berattt…

Bicara tentang film dan turunannya, saya pernah mengerjakan video klip dari komunitas saat masih bekerja Titik Api Production. Pra produksi video klip itu butuh konsep dan revisi dari tim kami dan komunitas cukup lama. Pemilihan lokasi, adegan demi adegan, skenario A-Z, pemain pendukung, durasi tiap adegan dan lain-lain dan sebagainya. Video klip itu direncanakan berdurasi 5 menit dan 15 menit. Untuk adegan 5 menit, akan digunakan untuk presentasi singkat dan 15 menit untuk ditayangkan ketika ada pameran atau presentasi. Setelah materi, pemeran dan sarana terpenuhi, tibalah untuk eksekusi. Rupanya untuk membuat cerita sepanjang 15 menit itu butuh 15 jam merekam adegan. Dari waktu subuh sampai isya. Seketika itu saya paham dan mengerti rasanya jadi sutradara, penulis skenario, produser dan rekan-rekan. 

Dan tololnya lagi orang-orang yang mengejek film Indonesia dan mendewakan film Holywood itu juga tidak paham akan film Holywood yang mereka lihat. Ketika film yang ditonton telah usai, lalu berdiskusi tentang film yang barusan dilihat sambil makan-makan, orang-orang tersebut bilang,
“Pokonya bagus, itu tadi yang ganteng bodynya atlantis, keren yak?”.
“Loh film ini lanjutan dari yang sebelumnya toh?”

Kwarepmyu…..!!!

20 thoughts on “Nonton Film Indonesia? Untuk Apa?

  1. What i do not understood is in truth how you’re no longer actually a lot more
    neatly-preferred than you may be now. You’re very intelligent.
    You understand therefore considerably in terms of this topic, produced me personally believe
    it from numerous varied angles. Its like
    women and men are not interested except it is something to do with Girl gaga!

    Your own stuffs excellent. At all times handle it up!

    Like

  2. subhanallah. perlu ditiru itu mas angki. tambahan mas. berjalan kaki juga menguatkan organ reproduksi kita mas. jadi lebih greng 😀 ahhahahay. tapi memang itu fakta yang saya rasakan. sehabis olahraga atau berjalan kaki jauh. memang beda rasanya kalau lagi on. terasa lebih kuat / semoga info tambahan ini juga bermanfaat bagi teman2 😀 http://lbbprivatsmc.blogspot.com/

    Like

  3. Ada beberapa film Indonesia yang amat bagus seperti Lewat Djam Malam dan tentunya sederet film yang ada paparkan di atas itu bagus semua. Sayangnya kebanyakan tenggelam oleh “oknum” horor binti mistis dan porno bin erotik yang sangat-sangat merusak citra film Indonesia.

    Like

  4. Mau mengajukan Opera Jawa, tapi sudah keduluan Okky. Hai Ky.. *dadah-dadah*

    Film Indonesia wajib tonton favoritku itu bikinan Djoko Anwar. Mulai Fiksi, Kala, Pintu Terlarang, Modus Anomali, atau yang agakbergenre komedi dan lebih populer, Janji Joni. Orang itu sinting jeniusnya!

    Like

  5. Alenia terakhir curhat nonton bareng si badut ya?

    Btw, sudah nonton FIKSI? Itu film psiko Indonesia yg menurutku bagus. Selain Rumah Dara yg aku gak sanggup lihat adegan sadis.
    Lainnya ada Gie, Belahan Jiwa, Drupadi, Opera Jawa, Eliana Eliana, Tiga Hari Untuk Selamanya, Rayya Cahaya diatas Cahaya, 7hati 7cinta 7wanita(lupa judul tepatnya) itu film2 laris diluar negeri tp kurang dpt simpati dinegeri sendiri.

    Like

Leave a reply to antondewantoro Cancel reply